White Leghorn: Si Putih Ramping, Juara Dunia Produksi Telur Putih

White Leghorn: Si Putih Ramping, Juara Dunia Produksi Telur Putih – Jika berbicara tentang ayam petelur paling produktif di dunia, nama White Leghorn hampir pasti berada di puncak daftar. Dikenal dengan tubuh ramping, bulu putih bersih, dan kemampuan bertelur yang luar biasa, ayam ini menjadi tulang punggung industri telur global. White Leghorn bukan hanya simbol efisiensi, tetapi juga hasil dari ratusan tahun seleksi genetik yang berfokus pada produksi dan ketahanan.

White Leghorn berasal dari daerah pesisir Livorno (Leghorn dalam bahasa Inggris) di Italia. Pada abad ke-19, ayam ini dibawa ke Amerika Serikat oleh para pelaut dan peternak Eropa. Melalui program pemuliaan intensif, karakteristik produktifnya diperkuat hingga menjadi ras unggulan dalam industri petelur modern. Kini, keturunan Leghorn menjadi dasar dari banyak strain ayam petelur komersial di dunia, termasuk yang digunakan di Asia Tenggara dan Indonesia.

Secara fisik, White Leghorn memiliki ciri khas yang mudah dikenali:

  • Tubuh kecil dan ramping, dengan berat sekitar 1,8–2,5 kg untuk betina dan 2,5–3 kg untuk jantan.
  • Bulu putih mengilap yang menonjolkan kesan bersih dan elegan.
  • Sisir tunggal merah cerah (single comb) yang besar dan tegak pada jantan, sedangkan betina biasanya memiliki sisir sedikit miring ke samping.
  • Kaki kuning dan paruh berwarna oranye kekuningan, menunjukkan kesehatan dan vitalitas tinggi.
  • Mata cerah dan aktif, menandakan ayam yang waspada dan energik.

Keunggulan terbesar Leghorn bukan pada ukuran tubuhnya, melainkan pada kemampuan bertelur luar biasa. Seekor White Leghorn betina dewasa bisa menghasilkan 280–320 butir telur per tahun, bahkan beberapa strain unggulan dapat mencapai lebih dari 340 butir. Ukuran telurnya sedang hingga besar, dengan cangkang putih bersih dan kualitas isi telur yang stabil.

Namun, sifatnya yang aktif dan agak sensitif menjadikan Leghorn lebih cocok untuk peternakan dengan manajemen baik. Mereka cepat beradaptasi dalam sistem kandang modern, tetapi bisa menjadi gelisah jika terlalu padat atau sering terganggu.


Keunggulan Produksi dan Efisiensi White Leghorn

Kehebatan White Leghorn tidak hanya terletak pada jumlah telur yang dihasilkan, tetapi juga pada efisiensi pakan dan daya tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan. Dibandingkan dengan ras petelur lain, Leghorn dikenal hemat pakan—sebuah keunggulan penting dalam skala industri.

1. Produktivitas tinggi dengan konsumsi pakan rendah
Rata-rata, seekor White Leghorn dewasa hanya membutuhkan sekitar 110–120 gram pakan per hari untuk tetap produktif. Angka ini jauh lebih efisien dibandingkan beberapa ras lain yang membutuhkan hingga 140 gram. Dengan tingkat konversi pakan (Feed Conversion Ratio/FCR) yang baik, peternak dapat menghemat biaya operasional tanpa mengorbankan hasil telur.

2. Masa bertelur panjang dan stabil
Leghorn mulai bertelur pada usia 18–20 minggu, tergolong cepat untuk ayam petelur. Selain itu, masa produksi mereka bisa berlangsung hingga 72–80 minggu sebelum mengalami penurunan signifikan. Selama periode ini, produksi tetap konsisten, dengan sedikit fluktuasi musiman.

3. Telur berkualitas tinggi
Cangkang telur White Leghorn dikenal kuat dan tebal, meminimalkan risiko pecah selama transportasi. Warna putih bersihnya menjadi standar di banyak pasar dunia, terutama di Eropa dan Amerika Utara, di mana konsumen lebih menyukai telur putih daripada cokelat. Isi telurnya juga memiliki proporsi putih telur dan kuning telur yang seimbang, menjadikannya bahan ideal untuk industri makanan, roti, dan kue.

4. Adaptif terhadap berbagai sistem pemeliharaan
Meskipun Leghorn lebih banyak dibudidayakan dalam kandang baterai atau sistem intensif, mereka juga dapat beradaptasi dalam sistem semi intensif atau kandang litter. Sifat aktifnya membantu ayam ini tetap sehat asalkan tersedia cukup ruang dan ventilasi yang baik.

5. Ketahanan terhadap penyakit dan iklim tropis
Salah satu alasan White Leghorn populer di Indonesia adalah ketahanannya terhadap iklim panas. Dengan tubuh ramping dan bulu tidak terlalu lebat, ayam ini mampu mengatur suhu tubuh lebih baik dibandingkan ras besar. Mereka juga memiliki daya tahan relatif baik terhadap penyakit umum seperti coryza atau kolera unggas, meskipun tetap memerlukan vaksinasi rutin.

Selain keunggulan di atas, banyak peternak mengakui bahwa karakter genetik White Leghorn mudah dikembangkan melalui program seleksi. Hal ini memungkinkan lahirnya strain baru yang lebih efisien dan sesuai kebutuhan lokal.

Namun, tentu ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Ayam ini tidak memiliki naluri mengeram yang kuat, sehingga untuk perbanyakan populasi diperlukan inkubator atau indukan lain. Selain itu, karena sifatnya yang lincah, mereka bisa stres dalam lingkungan bising atau saat sering ditangani secara kasar.


Strategi Pemeliharaan Optimal untuk Produktivitas Maksimal

Untuk mendapatkan hasil terbaik dari White Leghorn, diperlukan strategi pemeliharaan yang efisien dan ramah lingkungan. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Pakan bernutrisi seimbang
Kualitas pakan berperan langsung terhadap jumlah dan ukuran telur. Pakan ideal bagi White Leghorn sebaiknya mengandung:

  • Protein 16–18% untuk mendukung produksi telur.
  • Kalsium tinggi (3–4%) agar cangkang telur kuat.
  • Vitamin D3 dan fosfor untuk membantu penyerapan kalsium.
  • Asam amino esensial seperti lisin dan metionin untuk pertumbuhan bulu dan pembentukan albumen.

Peternak juga bisa menambahkan bahan alami seperti jagung, bekatul, dan tepung ikan dengan formulasi seimbang. Air minum bersih harus tersedia sepanjang waktu karena ayam petelur memerlukan hidrasi tinggi.

2. Manajemen kandang dan pencahayaan
Pencahayaan adalah faktor penting bagi ayam petelur. White Leghorn membutuhkan 14–16 jam cahaya per hari untuk mempertahankan ritme produksi. Di daerah tropis, kombinasi cahaya alami dan lampu buatan sangat efektif. Ventilasi yang baik juga wajib diperhatikan agar suhu kandang tidak melebihi 30°C.

Kandang sebaiknya kering, bersih, dan bebas dari amonia berlebih. Bila menggunakan sistem baterai, pastikan setiap ayam memiliki ruang minimal 450–500 cm² agar tidak stres.

3. Pemantauan kesehatan dan vaksinasi rutin
Vaksinasi terhadap penyakit seperti Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), dan Gumboro sangat penting. Pemeriksaan kotoran dan kondisi bulu perlu dilakukan rutin untuk mencegah parasit eksternal seperti kutu atau tungau.

4. Manajemen stres dan kebersihan lingkungan
White Leghorn dikenal sensitif terhadap perubahan mendadak. Hindari suara keras, guncangan, atau pergantian pakan secara tiba-tiba. Selain itu, kebersihan kandang harus dijaga untuk menghindari infeksi bakteri.

5. Seleksi ayam produktif dan culling
Setelah melewati masa produksi puncak (sekitar 72 minggu), ayam mulai menurun produktivitasnya. Peternak dapat melakukan culling (penggantian populasi) secara bertahap untuk menjaga efisiensi.

Dengan manajemen yang baik, tingkat produksi telur White Leghorn bisa mencapai 90–95% per minggu, menjadikannya pilihan ekonomis bagi peternakan besar maupun kecil.


Kesimpulan

White Leghorn bukan sekadar ayam petelur biasa — ia adalah simbol efisiensi dan keberhasilan seleksi genetik dalam dunia unggas. Dengan tubuh ramping, bulu putih bersih, serta kemampuan menghasilkan ratusan telur setiap tahun, ras ini telah menjadi standar emas bagi ayam petelur modern di seluruh dunia.

Keunggulan dalam efisiensi pakan, adaptasi terhadap iklim tropis, serta kualitas telur yang tinggi menjadikan White Leghorn sangat ideal untuk pasar global maupun domestik. Meski membutuhkan perhatian khusus dalam manajemen stres dan perawatan, hasil yang diberikan ras ini sangat sepadan.

Bagi peternak yang ingin berfokus pada produksi telur putih dengan biaya operasional rendah, White Leghorn adalah pilihan cerdas. Ia bukan hanya unggas produktif, tetapi juga warisan sejarah panjang tentang bagaimana manusia dan hewan bekerja bersama menciptakan keberlanjutan pangan yang efisien.

Dengan kombinasi genetika unggul, manajemen baik, dan teknologi modern, White Leghorn akan terus menjadi juara dunia produksi telur putih — si putih ramping yang tak tergantikan di kandang petelur modern.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top