
Strategi Pakan Suplementer untuk Kerbau yang Sedang Bunting dan Menyusui – Kerbau merupakan salah satu hewan ternak penting di Indonesia yang berperan besar dalam penyediaan daging, susu, dan tenaga kerja pertanian. Namun, produktivitas kerbau sering kali menurun saat masa bunting dan menyusui karena kebutuhan nutrisi yang meningkat tidak selalu terpenuhi dengan baik. Kekurangan gizi pada periode tersebut dapat mengakibatkan penurunan berat badan induk, gangguan pertumbuhan janin, hingga rendahnya produksi susu.
Untuk mengatasi hal itu, peternak perlu memahami pentingnya strategi pakan suplementer, yaitu pemberian tambahan nutrisi di luar pakan utama untuk memastikan keseimbangan gizi selama masa reproduksi. Strategi ini tidak hanya menjaga kondisi tubuh induk tetap ideal, tetapi juga mendukung kelahiran pedet yang sehat dan meningkatkan performa laktasi.
Kebutuhan Nutrisi Kerbau Bunting dan Menyusui
Pada masa bunting dan menyusui, kerbau mengalami perubahan fisiologis yang signifikan. Janin dalam kandungan membutuhkan energi, protein, dan mineral untuk tumbuh optimal, sementara induk juga harus mempersiapkan tubuhnya untuk proses melahirkan dan memproduksi susu. Oleh karena itu, kebutuhan pakan meningkat hingga 20–40% dibanding kondisi normal.
1. Kebutuhan Energi dan Protein
Energi menjadi faktor utama dalam menunjang fungsi vital dan pertumbuhan janin. Kekurangan energi menyebabkan induk kehilangan bobot badan, yang dapat memengaruhi kemampuan reproduksi selanjutnya. Untuk itu, pakan sumber energi seperti rumput berkualitas tinggi, dedak padi, jagung giling, atau silase jagung perlu diberikan secara teratur.
Selain energi, protein juga berperan penting dalam pembentukan jaringan tubuh dan produksi susu. Pakan sumber protein seperti bungkil kedelai, bungkil kelapa, atau daun legum (lamtoro, gamal, kaliandra) sangat dianjurkan dalam formulasi ransum. Kebutuhan protein kasar untuk kerbau bunting berkisar 10–12%, sedangkan pada masa menyusui bisa mencapai 14–16%.
2. Mineral dan Vitamin
Mineral seperti kalsium (Ca), fosfor (P), dan magnesium (Mg) sangat penting untuk perkembangan tulang janin dan kualitas susu. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan hipokalsemia (milk fever), sementara defisiensi fosfor bisa menurunkan kesuburan.
Pemberian garam mineral blok (mineral lick) atau campuran mineral dalam pakan konsentrat merupakan solusi praktis. Selain itu, vitamin A, D, dan E dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh serta memperbaiki metabolisme nutrisi selama masa reproduksi.
3. Air sebagai Nutrien Utama
Meskipun sering diabaikan, air adalah unsur paling vital bagi kerbau menyusui. Seekor induk bisa membutuhkan 50–70 liter air per hari tergantung kondisi lingkungan dan produksi susu. Kekurangan air dapat langsung mengurangi asupan pakan dan berdampak negatif pada produksi susu.
Formulasi dan Strategi Pemberian Pakan Suplementer
Pakan suplementer tidak dimaksudkan untuk menggantikan pakan utama, tetapi melengkapi kekurangan nutrisi dari hijauan atau pakan dasar yang biasa diberikan peternak. Ada berbagai strategi pemberian yang bisa diterapkan sesuai dengan kondisi lahan, musim, dan ketersediaan bahan baku lokal.
1. Kombinasi Hijauan dan Konsentrat
Dasar pakan kerbau tetap berasal dari hijauan seperti rumput gajah, rumput odot, atau jerami padi fermentasi. Namun, untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat, hijauan perlu dilengkapi dengan konsentrat.
Formulasi konsentrat sederhana yang bisa diberikan misalnya:
- Dedak padi halus: 40%
- Bungkil kelapa: 25%
- Jagung giling: 25%
- Tepung ikan: 5%
- Mineral mix + garam: 5%
Ransum ini dapat diberikan sebanyak 1–1,5% dari bobot badan kerbau per hari. Misalnya, kerbau dengan bobot 500 kg dapat diberi sekitar 5–7 kg konsentrat setiap harinya, dibagi dua kali pemberian.
2. Pakan Fermentasi dan Silase
Pada musim kemarau, ketersediaan hijauan biasanya menurun drastis. Untuk mengantisipasi hal ini, peternak dapat menyiapkan silase jagung, rumput, atau jerami padi fermentasi sebagai cadangan pakan. Proses fermentasi tidak hanya meningkatkan daya simpan tetapi juga menambah kandungan gizi dan kecernaan pakan.
Penambahan molase, EM4, dan dedak halus pada saat fermentasi dapat memperkaya nutrisi dan menambah palatabilitas (tingkat kesukaan) kerbau terhadap pakan tersebut.
3. Suplemen Tambahan: Urea Molasses Block (UMB)
Salah satu inovasi yang populer adalah Urea Molasses Block (UMB), yaitu blok padat yang terbuat dari campuran urea, molase, mineral, dan bahan pengikat. UMB berfungsi menyediakan sumber nitrogen non-protein (NPN) untuk mikroba rumen, yang kemudian diubah menjadi protein mikrobial.
Keunggulan UMB:
- Mudah disimpan dan diberikan kapan saja
- Meningkatkan nafsu makan
- Memperbaiki kecernaan pakan serat tinggi
- Mendukung keseimbangan nutrisi pada kerbau bunting dan menyusui
UMB idealnya diberikan 1 blok per 3–4 ekor kerbau, dibiarkan di kandang agar bisa dijilat sesuai kebutuhan.
4. Pengaturan Frekuensi dan Waktu Pemberian
Kerbau sebaiknya diberi makan 2–3 kali sehari, dengan jadwal teratur untuk menjaga stabilitas metabolisme rumen. Pemberian pakan hijauan dilakukan terlebih dahulu, baru diikuti konsentrat atau suplemen agar proses fermentasi di dalam rumen berjalan optimal.
Selain itu, pemberian pakan tambahan pada sore hari sebelum kerbau beristirahat dapat membantu mempertahankan kondisi tubuh dan mencegah kehilangan berat badan akibat metabolisme malam.
Manfaat Strategi Pakan Suplementer bagi Produktivitas
Penerapan strategi pakan suplementer terbukti membawa dampak positif bagi kesehatan induk maupun pedet yang dilahirkan. Beberapa manfaat utamanya antara lain:
- Meningkatkan kondisi tubuh induk
Pakan kaya nutrisi membantu kerbau mempertahankan bobot ideal selama bunting dan mempercepat pemulihan pasca melahirkan. - Menekan angka kematian pedet
Asupan energi dan protein yang cukup mendukung perkembangan janin dan mengurangi risiko kelahiran prematur. - Meningkatkan produksi dan kualitas susu
Kerbau yang mendapat pakan suplementer menghasilkan susu lebih banyak dengan kadar lemak dan protein yang lebih tinggi. - Memperpendek jarak beranak (calving interval)
Induk yang sehat dan bugar akan lebih cepat kembali birahi setelah menyusui, mempercepat siklus reproduksi. - Efisiensi biaya dan peningkatan pendapatan
Meski membutuhkan modal tambahan, strategi ini meningkatkan produktivitas jangka panjang dan menekan risiko kerugian akibat gangguan reproduksi.
Kesimpulan
Masa bunting dan menyusui merupakan periode paling kritis dalam siklus hidup seekor kerbau betina. Tanpa manajemen pakan yang tepat, produktivitas dan kesehatan ternak dapat menurun drastis. Melalui penerapan strategi pakan suplementer yang terencana, peternak dapat memastikan kebutuhan energi, protein, dan mineral terpenuhi secara seimbang.
Pakan tambahan seperti konsentrat, silase, maupun Urea Molasses Block terbukti efektif menjaga performa induk dan meningkatkan kualitas produksi susu serta pedet yang dilahirkan.
Dengan dukungan teknologi pakan, pelatihan peternak, dan pemanfaatan bahan lokal yang melimpah, budidaya kerbau di Indonesia berpotensi menjadi lebih efisien, produktif, dan berdaya saing tinggi. Pada akhirnya, kunci keberhasilan terletak pada keseimbangan antara ilmu nutrisi dan ketelatenan dalam merawat hewan — karena induk yang sehat akan selalu melahirkan generasi yang kuat.