Perawatan Anak Kambing/Domba Baru Lahir: Kolostrum dan Perawatan Rutin

Perawatan Anak Kambing/Domba Baru Lahir: Kolostrum dan Perawatan Rutin – Perawatan anak kambing atau domba yang baru lahir merupakan langkah penting untuk menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan optimal mereka. Fase awal kehidupan—terutama dalam 24 jam pertama—menjadi periode paling kritis. Pada saat inilah tubuh anak kambing mulai menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam kandungan ke dunia luar, dan sistem imunnya mulai aktif.

Dua aspek utama dalam perawatan awal ini adalah pemberian kolostrum serta perawatan rutin harian. Kolostrum memberikan perlindungan alami dari penyakit, sementara perawatan rutin memastikan anak kambing tumbuh sehat, kuat, dan siap beradaptasi dengan lingkungan peternakan.


Kolostrum: Fondasi Kekebalan dan Energi Awal Anak Kambing

1. Pentingnya Kolostrum dalam 24 Jam Pertama

Kolostrum adalah susu pertama yang dihasilkan induk setelah melahirkan, kaya akan antibodi, protein, lemak, dan vitamin esensial. Cairan ini berperan sebagai vaksin alami bagi anak kambing karena sistem imun mereka belum terbentuk sempurna.

Waktu menjadi faktor paling krusial: anak kambing harus menerima kolostrum dalam 2 jam pertama setelah lahir, dan idealnya mencapai 10% dari bobot tubuhnya dalam 24 jam. Misalnya, anak kambing berbobot 3 kg perlu menerima sekitar 300 ml kolostrum selama periode tersebut.

Jika anak kambing terlambat mendapatkan kolostrum, kemampuan tubuhnya menyerap antibodi akan menurun drastis—dan risiko terkena penyakit meningkat. Oleh karena itu, peternak harus sigap memastikan induk sehat dan mampu menyusui segera setelah melahirkan.

2. Alternatif Kolostrum Jika Induk Tidak Bisa Menyusui

Tidak jarang induk kambing atau domba mengalami kesulitan menyusui, baik karena stres, mastitis, atau produksi kolostrum yang rendah. Dalam kondisi seperti ini, kolostrum pengganti (colostrum replacer) menjadi solusi praktis.

Kolostrum buatan ini biasanya berbahan dasar susu sapi yang difortifikasi dengan imunoglobulin, protein whey, dan vitamin A serta E. Penggunaannya harus disesuaikan dengan dosis dan suhu yang tepat (sekitar 38–40°C) agar mudah dicerna oleh anak kambing.

Peternak juga bisa menyimpan cadangan kolostrum alami dengan cara membekukan susu kolostrum dari induk sehat lain. Kolostrum beku dapat disimpan hingga 6 bulan dan digunakan kembali dengan mencairkannya secara perlahan (tidak direbus) agar kandungan antibodinya tidak rusak.

3. Teknik Pemberian Kolostrum yang Benar

Pemberian kolostrum dilakukan melalui dot atau botol susu hewan dengan ukuran sesuai mulut anak kambing. Pastikan kebersihan alat minum agar tidak terjadi kontaminasi bakteri.

Tanda bahwa anak kambing telah cukup menerima kolostrum meliputi: tubuhnya terasa hangat, pernapasan stabil, dan mulai aktif berdiri atau berjalan dalam waktu beberapa jam. Jika tampak lemah atau tidak mau menyusu, peternak perlu segera memeriksa kemungkinan infeksi atau hipotermia.


Perawatan Rutin: Menjaga Kesehatan dan Pertumbuhan Anak Kambing

1. Pengeringan Tubuh dan Penghangatan

Segera setelah lahir, anak kambing perlu dikeringkan menggunakan handuk bersih untuk menghilangkan cairan ketuban yang menempel pada tubuhnya. Proses ini penting agar suhu tubuh tidak menurun drastis.

Dalam cuaca dingin, peternak sebaiknya menyediakan lampu pemanas atau area penghangatan dengan suhu sekitar 30–32°C. Anak kambing yang kedinginan cenderung lemas, sulit menyusu, dan berisiko tinggi mengalami kematian dini akibat hipotermia.

2. Pemotongan Tali Pusar dan Pencegahan Infeksi

Tali pusar yang masih basah perlu segera ditangani untuk mencegah infeksi. Langkah pertama adalah memotong tali pusar dengan panjang sekitar 2–3 cm dari perut, kemudian mencelupkannya ke dalam larutan antiseptik seperti yodium 7%.

Proses ini mencegah masuknya bakteri penyebab infeksi ke aliran darah. Dalam beberapa hari, tali pusar akan mengering dan lepas dengan sendirinya.

3. Pemberian Susu Lanjutan dan Nutrisi Tambahan

Setelah periode kolostrum, anak kambing mulai mengonsumsi susu biasa dari induk atau susu formula khusus. Frekuensi pemberian susu biasanya 3–4 kali sehari pada minggu pertama, lalu berangsur dikurangi seiring pertambahan usia.

Selain susu, mulai usia 2 minggu, anak kambing bisa dikenalkan pada pakan padat seperti rumput kering halus atau konsentrat starter untuk melatih sistem pencernaannya. Air bersih juga harus selalu tersedia agar tidak mengalami dehidrasi.

4. Kebersihan Kandang dan Manajemen Lingkungan

Kandang untuk anak kambing sebaiknya kering, hangat, dan bebas angin kencang. Gunakan alas jerami kering atau serbuk kayu yang rutin diganti setiap hari agar tidak lembap.

Kelembapan tinggi bisa memicu penyakit kulit, infeksi pernapasan, dan pertumbuhan bakteri. Pastikan pula ventilasi udara cukup agar kandang tidak berbau amonia yang berlebihan.

5. Pemantauan Kesehatan Harian

Peternak perlu memantau kondisi anak kambing setiap hari, termasuk nafsu makan, suhu tubuh, dan aktivitasnya. Anak kambing sehat umumnya aktif, memiliki bulu mengkilap, dan mudah berdiri setelah istirahat.

Tanda-tanda penyakit seperti diare, batuk, atau lemah harus segera ditangani dengan konsultasi dokter hewan. Pemeriksaan rutin juga mencakup pemberian vitamin dan vaksinasi dasar sesuai jadwal.

6. Sosialisasi dan Adaptasi

Ketika berusia sekitar 2–3 minggu, anak kambing mulai menunjukkan perilaku sosial. Inilah waktu yang baik untuk membiasakannya berinteraksi dengan anak kambing lain. Proses sosialisasi ini penting agar hewan tidak stres saat dipindahkan ke kandang pembesaran.

Stres berlebih dapat menurunkan sistem imun, menghambat pertumbuhan, dan mengganggu nafsu makan. Oleh karena itu, adaptasi sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan lingkungan yang aman dan nyaman.


Kesimpulan

Perawatan anak kambing atau domba baru lahir memerlukan ketelitian, kesabaran, dan pemahaman biologis yang baik. Dua hal utama yang tidak boleh diabaikan adalah pemberian kolostrum tepat waktu dan perawatan rutin harian.

Kolostrum berfungsi sebagai fondasi kekebalan tubuh yang menentukan kelangsungan hidup anak kambing, sementara perawatan rutin memastikan mereka tumbuh sehat, aktif, dan siap menjadi bibit unggul di masa depan.

Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana seperti menjaga kebersihan, memberikan nutrisi seimbang, serta memantau kondisi harian, peternak dapat mengurangi angka kematian dini secara signifikan.

Perawatan awal yang baik bukan hanya investasi untuk kelangsungan hidup hewan, tetapi juga menjadi pondasi keberhasilan jangka panjang dalam usaha peternakan kambing dan domba. Hewan yang sehat sejak lahir akan tumbuh lebih cepat, produktif, dan memberikan hasil yang maksimal bagi peternak

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top