Sapi Kembung? Ini Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan Peternak – Dalam dunia peternakan, sapi kembung atau yang dikenal dengan istilah bloat merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup sering dijumpai. Kondisi ini terjadi ketika gas berlebihan terperangkap di dalam rumen (lambung pertama sapi) sehingga menyebabkan perut membesar, tegang, dan menekan organ lain. Jika tidak segera ditangani, sapi kembung bisa berakibat fatal, bahkan menimbulkan kematian dalam hitungan jam.
Ada dua jenis kembung pada sapi, yaitu kembung busa (frothy bloat) dan kembung gas bebas (free gas bloat). Kembung busa biasanya disebabkan oleh konsumsi hijauan muda yang kaya protein, seperti leguminosa (lucu, kacang-kacangan, alfalfa), sehingga terbentuk busa yang menghalangi keluarnya gas. Sementara itu, kembung gas bebas biasanya terjadi karena adanya sumbatan pada saluran pencernaan atau kesulitan sapi dalam bersendawa.
Gejala umum yang dapat dikenali peternak antara lain:
- Perut sebelah kiri membesar (daerah rumen).
- Sapi tampak gelisah, sering menendang perutnya sendiri.
- Nafas menjadi cepat dan dangkal karena tekanan pada diafragma.
- Lidah menjulur, air liur berlebihan.
- Penurunan nafsu makan dan aktivitas.
- Dalam kasus parah, sapi bisa roboh dan sulit bangun.
Mengetahui penyebab dan gejala sejak awal adalah kunci agar peternak bisa melakukan pertolongan pertama dengan cepat sebelum kondisi memburuk.
Langkah Pertolongan Pertama untuk Sapi Kembung
Pertolongan pertama menjadi penentu dalam menyelamatkan nyawa sapi yang mengalami kembung. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan peternak:
1. Menghentikan Pemberian Pakan Sementara
Segera hentikan pemberian hijauan, terutama hijauan muda atau kacang-kacangan, ketika sapi terlihat kembung. Biarkan sapi beristirahat dan jangan menambah beban pada rumen.
2. Membantu Sapi Bersendawa
Gas yang menumpuk dalam perut sapi bisa keluar melalui sendawa. Peternak bisa mencoba menstimulasi sendawa dengan cara:
- Menarik lidah sapi berulang kali.
- Menggelitik langit-langit mulut menggunakan tangan atau benda bersih.
- Menggerakkan sapi agar berjalan perlahan untuk merangsang keluarnya gas.
3. Mengubah Posisi Tubuh Sapi
Jika sapi roboh karena kembung, posisikan tubuhnya dengan kaki depan lebih tinggi daripada kaki belakang (kepala lebih rendah dari badan). Posisi ini dapat membantu mengurangi tekanan pada paru-paru dan diafragma.
4. Memberikan Minyak Nabati atau Larutan Antifoaming
Peternak bisa memberikan minyak kelapa, minyak jagung, atau minyak tanah dalam jumlah kecil (sekitar 200–300 ml) yang dimasukkan langsung ke mulut sapi. Fungsi minyak ini adalah memecah busa dalam rumen. Selain itu, ada juga obat antifoaming komersial yang bisa diberikan sesuai petunjuk dokter hewan.
5. Menggunakan Selang Rumen
Jika kondisi cukup parah, peternak dapat menggunakan selang rumen yang dimasukkan melalui mulut hingga mencapai lambung untuk mengeluarkan gas. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai tenggorokan sapi.
6. Tindakan Darurat dengan Trokar
Apabila semua cara di atas gagal dan kondisi sapi semakin kritis, tindakan terakhir adalah menusukkan trokar (alat khusus) atau pisau steril ke bagian perut kiri (daerah rumen). Cara ini dilakukan untuk mengeluarkan gas secara langsung. Namun, tindakan ini sebaiknya dilakukan oleh dokter hewan atau peternak berpengalaman, karena jika salah bisa menimbulkan infeksi serius.
7. Segera Hubungi Dokter Hewan
Pertolongan pertama hanya bersifat sementara. Setelah kondisi sapi sedikit membaik, peternak wajib menghubungi dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dokter akan memastikan penyebab kembung dan memberikan obat-obatan yang sesuai.
Kesimpulan
Sapi kembung adalah kondisi darurat yang bisa mengancam nyawa hewan ternak jika tidak segera ditangani. Peternak harus peka terhadap gejala awal seperti perut kiri membesar, sapi gelisah, dan kesulitan bernafas. Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan menghentikan pakan, membantu sapi bersendawa, mengubah posisi tubuh, memberi minyak nabati, hingga menggunakan selang rumen.
Namun, penanganan cepat tetap harus diikuti dengan konsultasi dokter hewan agar sapi mendapatkan penanganan yang tepat dan risiko kambuh bisa diminimalkan. Selain itu, pencegahan jauh lebih baik, misalnya dengan memberikan pakan secara bertahap, tidak langsung menggembalakan sapi di padang rumput basah, serta menyediakan pakan kering pendamping.
Dengan pengetahuan dasar tentang pertolongan pertama, peternak dapat lebih siap menghadapi situasi darurat ini, sehingga keselamatan sapi tetap terjaga dan kerugian ekonomi bisa dihindari.